Wednesday, February 1, 2012

antara Yogya dan Rotterdam

Tepat 3 minggu aku menginjakan kaki di negara yang pernah menorehkan sejarah panjang bagi Indonesia,, ya sekarang aku tinggal di Belanda, tepatnya di kota Rotterdam untuk melanjutkan sekolah ku.. Kalau boleh jujur, Belanda bukanlah negara utama yang ingin aku tuju ketika memutuskan mengikuti seleksi exchange program yang disediakan kampus ku.. Tapi di sinilah aku saat ini, terbang berkilo-kilo meter jauhnya dari kota ku yang istimewa, Yogyakarta..

Kurang lebih 16 jam perjalanan yang harus ku tempuh untuk tiba di negara ini, sempat singgah di Dubai untuk transit selama 1 jam. Hal yang paling berkesan selama di dalam pesawat itu bukan layar tv mini di depan tempat duduk, bukan juga armada pesawat yang disesaki 8 tempat duduk sederet tapi banyaknya makanan dan minuman yang seliweran selama perjalanan (dijamin ga akan lapar)..

Shock Therapy I
Pertama tiba di Belanda, suhu sudah menunjukan 7 derajat celcius,, berbeda jauh dengan Yogya yang bisa mencapai 38 celcius ya.. matahari muncul sekitar pukul 8.30 pagi dan mulai meredup pukul 17.00 sore hari (itu juga langka banget bisa dapat sinar matahari, lebih sering berawan),, hari-hari selanjutnya suhu udara di kota ini tidaklah membaik (alias makin dingin ^^" ). Contohnya saja hari ini, prakiraan cuaca adalah 0 sampai -7 celcius,, dan akan lebih dingin untuk 1 minggu ke depan (sumber: yahoo). Makbrrrrr...



Shock Therapy II
Hal kedua yang lumayan mengejutkan adalah betapa enaknya jadi pejalan kaki dan pengendara sepeda di negara ini,, ya mereka adalah rajanya jalanan,, Posisi pertama dipegang oleh pengendara sepeda, saat pengendara sepeda melintas hampir semua pengguna jalan mendahulukannya (kecuali bila dijalur dg traffic light), kata beberapa orang yang ku tanya, alasannya adalah karena sulit mengerem sepeda. Kebanyakan sepeda disini jarang menggunakan rem tangan, mereka harus mengayuh pedal ke belakang untuk mengurangi kecepatannya (prinsip yang sama dg sepeda fixie). Oia, pengendara sepeda disini juga punya jalurnya sendiri lho,, luas dan ditandai dengan warna merah disepanjang jalan.. Posisi kedua diraih oleh pejalan kaki,, saat ada pejalan kaki yang melintas maka mobil dengan sigap akan mengerem dan mempersilahkan pejalan kaki untuk menyeberang jalan (tapi lebih baik tetap lihat kiri kanan ya..). Lucunya karena terbiasa di Yogya jadi sering refleks berhenti ketika ada mobil yang mau melintas dan ada juga yang melambaikan tangan untuk meminta mobil berhenti (hahahahhaah....)



Shock Therapy III
Kejutan yang ketiga datang dari waktu beroperasi toko,, entah bagaimana dengan kota lain di Belanda, tapi di Rotterdam dominan toko buka pukul 8 atau 9 pagi dan tutup pukul 5 atau 6 sore,, dan di hari minggu dominan toko-toko tutup, kalau pun ada yang buka mereka beroperasi dari pukul 12 siang sampai 5/6 sore. Sungguh suasana yang amat berbeda dengan Yogya,, dimana banyak mini market dan angkringan atau restoran fast food 24 jam.. Kata orang-orang disini pajak dan upah membayar orang untuk bekerja itu mahal.. buat yang suka kelaperan tengah malam, hukumnya wajib nyetok makanan (kalau mau praktis yang tinggal dipanaskan dg microwave) kalau ga mau kelaparan.. Oia, akan sedikit susah menemukan SPG di toko-toko di sini, ya karena alasan upah kerja yang mahal itu, di beberapa toko kasir akan merangkap sebagai SPG..



Shock Therapy IV
Minum air dari kran!! (bahkan air yang keluar dari kran di wastafel kamar mandi) Sebenarnya bukan hal yang aneh, di Singapura atau Jepang mereka juga melakukannya,, tapi buat kita yang terbiasa minum dari galon air mineral atau merebus air sebelum di minum hal ini merupakan sesuatu baru. Dari cerita teman ku yang lebih dulu disini, awal pertama datang, dia ga bisa minum air kran selama 3 hari pertama, katanya sich aneh.. nach lho.. padahal air kemasan mahal lho harganya..





Shock Therapy V
Belanja = bawa kantong kresek sendiri!!! yup, dibeberapa toko mereka tidak menyediakan kantong plastik gratis! so kalau mau belanja kebutuhan sehari-hari lebih baik sedia kantong plastik ya, daripada sudah borong terus bingung harus bawanya gimana,, Sebenarnya toko juga menyediakan kantong plastik koq, harganya bisa sampai 1 euro perkantong. Kalau orang di sini kebanyakan punya kereta belanja sendiri, jadi ga perlu capek-capek nenteng cukup di dorong.. Di Yogya? beli beng beng aja dikasi kresek (Gratiss is is is),, hahahahha....




Shock Therapy VI
Salju!! saat pergi keluar negeri yang memiliki 4 musim, hal yang paling diidamkan oleh orang dari negara tropis dengan banyak musim (musim hujan dan kemarau plus musim durian, mangga, manggis, nangka,dsb) seperti ku adalah melihat salju dengan mata kepala sendiri.. Aku pribadi tidak terlalu berharap bisa merasakan salju, karena buat ku suhu udara saat ini saja sudah menyiksa (Brrrrr...). Mungkin aku termasuk beruntung, karena sebenarnya tahun ini Belanda diprediksi tidak akan turun salju, tapi entah bagaimana kemaren aku mengalami kesaljuan (hahahahhaha). Sebenarnya tidak seheboh yang ku bayangkan tapi saat butiran salju itu menyentuh kulit wajah atau mengenai mata, rasa dinginnya cukup membuat ku terkejut dan lama kelamaan jadi tersiksa juga karena pandangan terhalang butiran-butiran salju. Kejadian ini tak akan pernah ku lupakan! Tapi masih ada kejadian yang justru jauh lebih dahsyat dari kesaljuan,, yaitu keabuan! Ya, merasakan hujan abu vulkanik merapi yang melanda Yogya, itu adalah pengalaman yang paling berkesan,, Siksaannya?? jangan ditanya, sesak napas, batuk-batuk, infeksi saluran pernapasan sudah mengintai,, suasananya juga lebih heboh dibanding saat salju turun,, kalau saat hujan salju orang banyak berteriak girang bermain salju, saat hujan abu orang-orang juga berteriak... panik!!!! dan lebih memilih untuk mengungsi...


Shock Therapy VII
Makanan.. sebelum pergi ke Belanda aku sudah tahu kalau dominan makanan di Eropa itu hambar hanya saja yang ku maksudkan dengan makanan ini adalah menu makan orang Belanda. 2 minggu lalu aku ikut trip yang diadakan oleh kampus,, saat tiba di lokasi, agenda pertama kami adalah makan siang. Sudah terbayang dipikiran ku, nasi atau pasta, aneka sayuran dan lauk pauknya.. tapi semua pemikiran itu tetaplah hanya sebuah pemikiran, karena yang ku dapati adalah beraneka ragam roti, beberapa jenis daging lembaran, dan 2 jenis keju,, sedangkan diujung meja tersedia butter dan meses juga selai (ini mah menu sarapan pagi ku kalau buru-buru ke kampus ^^"). Herannya keesokan paginya aku mendapati menu yang sama untuk sarapan (ada tambahan sereal campur yogurt) dan makan siang seperti hari pertama kedatangan ku. (diet yang tidak direncanakan :p ). Menu sedikit berubah ketika makan malam, meskipun tetap tidak ada nasi tapi setidaknya ada pasta dan kentang dengan lauk pauk dan sayuran yang lebih beragam. Kalau ingat Yogya, ada bubur ayam, nasi kuning, sate, soto, gudeg, ayam penyet dan masih banyak makanan yang lainnya.. makanan Indonesia memang punya cita rasa yang lebih..



Kangen suasana Yogya, kangen sama matahari yang setia tersenyum membakar kulit, kangen makan nasi langi, bakso, sate, dan teman-temannya, kangen naik motor, dan semua tentang Indonesia.. Kangen dengan teman-teman ku di sana dan keluarga ku tercinta. Benar kata orang, kadang kita baru sadar sesuatu itu berharga saat kita kehilangannya.. Buat ku, Indonesia itu memang istimewa (buktinya kita dijajah 350 tahun, apa ga betah tu penjajahnya?hahahahha) tapi Belanda juga mengajarkan banyak hal, hal-hal berharga yang sungguh sangat berguna (apalagi kalau diterapin di Indonesia, makin jayalah negeri ku!) untuk kehidupan ku ke depan pastinya,,




No comments:

Post a Comment